Buangdisni.id, Aplikasi Penukaran Sampah Menjadi Uang. (Foto: Instagram Buangdisini.id)
Malang | Masalah sampah memang tak kunjung usai hingga saat ini, apalagi sampah plastik. Hampir dari setiap aktifitas kita mengunakan plastik. Namun, bukan berarti tak bisa dikendalikan. Perusahaan rintisan tiga anak muda mahasiswa Universitas Brawijaya, Buangdisini, mencoba mengatasi masalah dengan melalui aplikasi.
CO-Founder dan Chief Marketing Officer (CMO) Buangdisini, Konshika Koeswara yang kerap disapa Shiki mengatakan bahwa permasalahan sampah saat ini bukan lagi urgensi lokal melainkan sudah menjadi urgensi global. Hal ini juga memotivasi mereka untuk membangun startup yang bisa mengendalikan permasalahan ini.
“Jadi tu waktu itu (2017) lagi nge-trend climate change gitu sih sebenernya, memang kayak lagi digembur-gemburkan climate change jadi yaudah kayak kenapa kita gak ikut untuk meramaikan awareness kayak gitu, melihat bahwa sebenarnya climate change juga bukan urgensi lokal lagi, tapi itu memang urgensi global, cuman kita turunkan urgensi itu ditingkat lokal yaitu di Malang,” ujar Shiki dalam sesi wawancara di kantor Buangdisini.
Startup yang lahir pada 2017 ini juga memiliki tujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk sadar dengan perubahan iklim. Harapannya masyarakat sadar akan dampak buat diri sendiri dan lingkungan mereka. Adapun pencapaian Buangdisini dari awal berdiri hingga saat ini adalah sudah memberikan kontribusi berupa membuat kegiatan peduli lingkungan, melakukan campaign, sosialisasi tentang lingkungan, menuntun 800 pemulung, dan mengolah 40 ton sampah plastik perbulannya.
Seorang pemulung (kanan) menukarkan sampah di gudang pengolahan sampah milik Buangdisini. (Foto: Dokumentasi Buangdisini)
Buangdisini menemukan permasalahan sampah, yakni distribusi sampah yang sangat panjang. Ini menyebabkan sampah terkontaminasi sehingga harga perkilo sampah menjadi murah. Buangdisini berupaya untuk membuat distribusi yang cepat sehingga masyarakat termotivasi untuk memilah sampah dari rumah. Dengan melakukan itu bisa mengurangi tingkat peluang sampah terkontaminasi. Sehingga memiliki life span yang bagus tentu nilai jualnya akan berbeda.
“Bagi siapapun yang ingin menukarkan sampah di Buangdisini sangat mudah sekali ya, kalau sekarang kan kita belum launching aplikasi kita nih, jadi bisa langsung kontak kita di akun instagram kita aja. Kemudian drop ke kantor kita nanti kita tukar dengan uang,” lanjut Shiki.
Harapan Buangdisini untuk ke depannya mampu menerima semua jenis sampah yang memiliki value dan masyarakat nantinya juga akan mendapat keuntungan di sini. Harapan ini bertujuan untuk masyarakat dapat hidup lebih sustainable. Selain itu mereka juga akan melakukan perluasan service mereka tak hanya di Malang.
“Harapannya si nantinya kita bisa nerima semua jenis sampah dan bisa expansion servis kita ke nasional si,” ujar Shiki
Berkat kegiatan yang dilakukan, Buangdisini telah mendapatkan penghargaan diantaranya Asean Center of Entrepreneurship 2017, Young Enterpreneur Start-Up of Brawijaya University 2019, GITA award by Eramus+Programe of the Eropean Union 2020.
Reporter: Muhammad Faris Taufiqul Hakim
0 komentar:
Posting Komentar